Hei kamu. Kamu ingat? Tepat
setahun yang lalu, akhir Desember 2015. Kita adalah dua yang saling tidak
kenal. Kamu adalah kamu; dengan kerumitan cerita yang diam-diam setia kuikuti
dari kejauhan. Bukan bermaksud menguntitmu, hanya saja aku kagum. Kamu, ya
kamu. Seorang hawa yang pada satu waktu independen
dan tegas, dan pada waktu lainnya childish
dan menggemaskan. Semua itu kurangkum dalam satu frase yang tak terpisahkan
definisinya, karena itu berarti kamu. Itu yang kucatat dalam buku bulan Desember.
Dan karena saking senangnya aku mengikuti ceritamu, aku sampai tidak sadar. Aku
menjadi lebih dari sekedar penggemar rahasiamu. Aku menyukaimu.
Mungkin disisi lain aku juga
kurang romantis ya, mengingat kali pertama kita jumpa empat mata. Kita duduk di
teras agra, berhadapan. Gagap bicara. Malu tapi mau, enggan tapi ingin tahu.
Kamu ingat?
Dari begitu banyak detail kita
yang terlewatkan bersama, kini sampailah kita disini; dititik ini. Titik
sedekat dua kelingking yang saling memagut. Terimakasih sayang; untuk cerita
sepanjang 2015. Sungguh, terimakasih.
Selamat natal dan Tahun baru
chacha :)
Kamu ingat? Jangan nyengir, aku
tahu kamu pasti tidak akan lupa dengan ucapan itu.
- dedicated to my dearest -
- dedicated to my dearest -
@albert_karwur
3 January 2016
3 January 2016
No comments:
Post a Comment