Salah satu tindakan yang paling saya benci di dunia ini
adalah bergosip. Apalagi kalo tidak hanya membicarakan orang lain, tapi lebih
merujuk kepada menjelek-jelekkan orang lain. Tidak ada gunanya, tidak ada
hikmahnya. Kalanya pada jaman sekarang banyak sekali manusia dengan jenis
seperti ini. Saking banyaknya, mungkin kini kata kerja tersebut dapat
digolongkan dalam kata sifat. Iri hati, dendam, terluka, salah pengertian, dan
masih banyak lagi alasan manusia melakukan tindakan ini. Apalagi kalau anak
muda jaman sekarang yang biasa habis putus, pihak laki-laki menjelek-jelekkan
mantannya; begitu pula pihak perempuan. Seringkali tindakan ini juga dijadikan
propaganda politik untuk menjatuhkan seseorang. Seseorang menyebar isu yang nyentrik, dan umumnya bersifat
menjatuhkan dengan tujuan agar pandangan masyarakat sekitar berubah.
Dapat dikatakan
dalam peristiwa ini ada 3 pihak. Pihak pertama adalah orang yang memiliki
masalah dengan orang lain (pihak kedua), sedangkan pihak kedua bergosip pada
lingkungan pertemanannya (pihak ketiga). Umumnya dalam keadaan begini, pihak
pertama dan kedua akan saling menjelek-jelekkan satu sama lain pada pihak
ketiga. Saya kira ini cukup keliru. Sifat kekanak-kanakan untuk bergosip ria
ini pasti sangat disebabkan oleh terlalu sempitnya pikiran sehingga tidak mau
berpikir objektif; berpikir dalam banyak perspektif. Pasti setiap orang yang
melakukan tindakannya berbuat demikian sehingga membuat orang lain tersinggung
karena berpegang pada nilai kebenarannya. Ia merasa tindakannya paling benar;
dan tentunya sejalan dengan ideologi yang dianutnya sehingga pada akhirnya
bergosip pada pihak ketiga, dengan harapan untuk menyelesaikan masalah, ataupun
kepuasan semata. Hina sekali.
Hal ini tidak
akan menyelesaikan masalah, malah membuatnya tambah parah. Masalah akan melebar
ke lingkungan. Sekalipun akhirnya masalah terselesaikan; tetap akan
menyisakan noda dalam benak lingkungan sekitar. Masalah seperti ini dapat
terselesaikan dengan bertemunya pihak pertama dan kedua secara empat mata, dan
bermusyawarah untuk menemukan titik terang dari permasalahan tersebut. Saya kira, masyarakat dewasa semestinya tau
akan solusi ini namun tidak pernah terbersit untuk melakukannya. Kalaupun ada,
pasti merupakan kaum minoritas.
Harapan saya
hanya agar dunia ini bisa menjadi tempat yang lebih nyaman tanpa kehadiran
perilaku-perilaku tidak terpuji seperti itu. Toh, kalaupun digosipkan seperti
itu biarlah nantinya lingkungan sekitar yang menjudge sendiri apakah orang tersebut sesuai seperti yang digosipkan
atau tidak.
@albert_karwur
11 January 2014
11 January 2014
No comments:
Post a Comment