11 Januari 2014,
hujan turun deras sekali setelah seharian kita beraktifitas dibawah terik
matahari. Sepertinya bumi juga perlu membasuh dirinya, bak manusia yang perlu
mandi. Mungkin dia merasa kotor? Entahlah. Terlepas dari itu, air terus
bergerak mengisi pergerakan dalam bumi. Dia jatuh ke tanah, sungai, danau,
maupun laut. Kemudian pada siang hari, bulir-bulir kecil tetesan air itu terangkat
ke awan-awan dengan bantuan surya, atau yang biasa dikenal dengan istilah evaporate. Mereka akan terus berada diatas
sana, hingga terkumpul kawan-kawannya yang menghitamkan awan. Setelah beribu
liter air terkumpul di awan, mereka jatuh kembali ke bumi yang sering disebut
hujan. Seringkali atraksi hujan ini dihiasai pertunjukkan dari petir yang
menghiasi langit. Guntur bersahut-sahutan untuk melengkapi panggung konser
langit; dan semua basah. Akan sangat beruntung jika kaudapati matahari
melengkapi pertunjukkan ini, dapat terlihat busur langit dengan tujuh warna
yang bermatamorfosis dari dispersi cahaya akan butiran hujan.
Indah bukan?
Siapa bilang hujan tidak indah, hanya mereka yang belum pernah bermain dalam
hujan yang akan mengeluh. Memang hujan sering digambarkan sebagai peristiwa
yang menyedihkan, sering terlihat dalam adegan galau film romantis. Memang hujan
mengingatkan kita berbagai peristiwa yang telah berlalu. Rasanya indah saja,
dapat mengenang kembali berbagai perisitiwa saat memandangi hujan. Seperti
sebuah mesin waktu, dan kemudian kita berandai; “seandainya saja”.
Malam ini
kunikmati hujan yang turun dengan memutar lagu, sambil berandai-andai pada masa
lalu. Rasanya malas kembali ke realita.
11 January 2014
Only 2 things that rains left for us: A Memorable and A Puddle :D
ReplyDeleteNice post! (y)
thanks mahe :D
ReplyDeletekenangan dan genangan :)
yoiii. . .Genangan yang menjadi kenangan untuk mendapatkan inspirasi!
ReplyDeletesa suka baca ini :) , nice post .
ReplyDeletemakasih :)
ReplyDelete