Tuesday, October 1, 2013

Filosofi Kehidupan

Hei kamu ! Ya kamu yang mengaku manusia. Siapakah kamu ?
Mengapa kamu bisa membaca ini ?Aku tau kamu hendak mengataiku bodoh, bukan ?Kau yang bodoh.Kau bukan manusia.

Kau hanyalah seonggok atom yang secara kebetulan terhubung dengan formasi yang kompleks. Mereka benda kecil yang kau sebut makhluk mati yang merupakan kehidupan. Kau hanya skenario belaka.

Kehidupan dan kematian hanya sebuah istilah trend yang dibuat manusia. Manusia bereproduksi, ovum dan sperma melebur. Jadilah zigot, gastrulasi, lalu embrio. Embrio berkembang jadi bayi, remaja, lansia, lalu mati. Setelah mati kemana ?
Jadilah kau kumpulan protein yang tidak berguna, habis dilahap pengurai.

Masihkah kau merasa superior ?
Pathetic.

Masihkah kau merasa hidup ?
Kau bahkan tidak dapat mengendalikan tenggat waktu hidupmu. Antibiotik itu bukan penjamin hidupmu, dari sisi kesehatan mungkin hidupmu lebih lama. Namun apakah kau bisa mengendalikan peristiwa ?
Kapanpun saja kau bisa mati tiba-tiba.

Atom-atom kecil ini tidak pernah mati seperti dalam istilahmu. Mereka yang sudah ada sejak semula hanya merubah formasi. Seakan-akan ada sebuah kode untuk mengekspresikan momentum dalam dunia pada kurun waktu tersebut. Sepersekian detik kemudian, formasi tersebut berubah. Terus seperti itu.
Bukankah ini lebih cocok disebut kehidupan ?
Atau lebih tepat disebut abadi, karena istilah kehidupan dibuat manusia untuk melengkapi kematian.

Pada dasarnya merekalah (atom) yang hidup. Mereka adalah Tuhan yang menggerakkan roda kehidupan. Manusia ini yang tidak tahu diri. Hanya karena mereka berhasil meraih akal budi dalam peristiwa evolusi, jadilah hewan congkak ini. Skenario atom yang sudah disusun dengan benar-benar sempurna terkorupsi oleh otak manusia. Mereka mengeruk bumi demi kebaikkan mereka.

Bahkan istilah baik atau jahat diciptakan manusia demi kelangsungan umat mereka. Peraturan lisan itu memang bertujuan untuk membantu hakekat atom pada awalnya, tapi apakah berjalan sesuai rencana ?

Manusia berbicara kepadaku tentang kebenaran.
Apa itu arti kebenaran ?
Kebenaran hanyalah merujuk pada pemikiran koheren masyarakat yang membentuk dogma. Jika saya menusuk seorang manusia hingga mati, apakah dapat diartikan bahwa saya yang membunuhnya ?
Menurut manusia, saya yang membunuhnya. Karena saya menyetujui pemikiran tersebut pula, sayapun memvonis diri saya sendiri sebagai pembunuh. Berarti kebenaran merujuk pada dasar pemikiran manusia masing-masing pribadi. Kadang ada manusia yang tumbuh dengan nilai kebenaran yang sejalan dengan skenario atom, lebih banyak yang bergerak dengan kemauannya sendiri. Jadilah bumi kita ini.

Bicaralah kepadaku. Jawab aku !
Bukan otakmu yang kutanyakan, tapi atom-atom pembentuk dirimu.

Biarlah semua berakhir menjadi kosong. Hampa, tak berisi. Karena sudah terlalu picik hewan bernama manusia ini. Lalu saat itu, kita mulai dari awal lagi.
Kembali murni dan asli.

1 October 2013
@albert_karwur