Monday, February 24, 2014

Dunia yang Gelap

Dunia ini sebetulnya gelap. Sangat gelap. Gambaran yang terlintas semasa hidupmu hanyalah imajinasi; rekaan pikiranmu sendiri. Itu hanyalah dogma yang tumbuh dalam otak. Dan semua indra yang kau dapati, bukanlah indra kehidupan. Meraba, mencium, membaui, melihat, mendengar; anjing juga dapat melakukan itu semua kok. Mereka yang kau lihat hanyalah topeng, suara yang kamu dengar cuma angin yang ingin mengusikmu; menjatuhkanmu. Wajar saja karena manusia memang sehendaknya selalu memiliki keegoisan untuk membentuk dunia idealnya sendiri; yang kita sering sebut pendapat. Semua 'indra' yang lain hanyalah penyedap rasa; yang membuat dunia semakin realis.

Indra sejati hanya milik mereka yang menyala. Mereka yang membakar dirinya sendiri; ditengah gelap malam. Seolah lilin-lilin yang menghiasi jagat, mereka akan bersinar. Tentunya, mereka akan meleleh lebih cepat, daripada mereka yang berlindung dalam fiksi; demi menjaga api yang kian redup. Bukan persoalan siapa yang lebih lama bertahan dengan apinya, namun seberapa terang api itu terpancar. Kehadiran mereka ini yang membuat dunia berimbang, setidaknya ada penerangan kecil di setiap sudutnya.

Paling tidak lebih baik dunia yang gelap dengan lilin-lilin yang sederhana, penerangan yang secukupnya. Daripada dunia yang terang sehingga terlihat semua kebusukkan manusia.

Mungkin lebih baik begini. Entahlah,

@albert_karwur
25 Februari 2014